Seperti yang diketahui, kemasan makanan yang baik akan menjamin keamanan dan kualitas produk sejak diangkut dari produsen hingga dipasarkan ke konsumen. Namun, karena makanan rentan rusak atau membusuk, proses pengemasannya harus diperhatikan baik-baik, termasuk saat menentukan jenis kemasan yang memadai.

Ya, kemasan makanan tersedia dalam beberapa variasi. Berdasarkan penggolongannya, kemasan makanan dibagi menjadi empat jenis, antara lain:

Struktur sistem kemasan makanan

Menurut struktur sistem kemasan, terdapat tiga kemasan makanan yang bisa Anda pilih, yaitu:

  • Kemasan primer. Jenis kemasan ini diprioritaskan untuk membungkus bahan baku makanan;
  • Kemasan sekunder. Kemasan makanan ini ditujukan untuk pelindung ekstra untuk bahan pangan yang mudah tumpah atau berubah bentuk. Misalnya untuk susu yang ditempatkan pada kotak karton, akan ada plastik alumunium yang digunakan agar tak menembus ke karton;
  • Kemasan tersier atau kuartener. Anda bisa memakai kemasan makanan ini apabila kemasan primer dan sekunder belum cukup maksimal untuk memproteksi bahan baku, terutama saat diangkut dan dibawa ke tempat lain.

Sifat kekakuan bahan kemasan makanan

Kemasan makanan yang dikelompokkan pada kategori ini dinilai dari karakteristik bahan yang Anda pakai untuk membungkus, di antaranya:

  • Kemasan fleksibel. Sesuai namanya, kemasan makanan ini mudah Anda lenturkan tanpa menimbulkan retak atau patah. Plastik, kertas, serta foil adalah beberapa jenis kemasan yang bisa digunakan;
  • Kemasan semi kaku atau semi fleksibel. Jenis kemasan ini umumnya relatif tak mudah rusak, tetapi juga mempunyai bobot ringan. Botol plastik untuk kecap, susu, atau susu adalah kemasan makanan yang masuk ke dalam kelompok ini;
  • Kemasan kaku bersifat keras. Kemasan makanan yang satu ini tak mudah rusak atau pecah saat kena benturan, tetapi bakal patah saat Anda bengkokkan. Gelas, logam, serta kayu adalah beberapa jenis yang dapat digunakan.

Frekuensi pemakaian

Selanjutnya dari segi frekuensi pemakaian, kemasan makanan dibagi menjadi tiga jenis:

  • Kemasan sekali pakai atau disposable. Mengikuti namanya, kemasan makanan ini harus dibuang setelah dipakai. Karton dus, bungkus kertas, dan plastik adalah kemasan makanan yang bisa Anda gunakan;
  • Kemasan yang bisa dipakai berulang (multi trip). Untuk kemasan makanan ini, konsumen perlu mengembalikan jenis kemasan ke agen penjual untuk digunakan kembali. Contohnya botol kaca untuk kecap atau saus;
  • Kemasan yang tak bisa dibuang (semi disposable). Konsumen bisa memanfaatkan kemasan makanan ini untuk kebutuhan lain. Sebut saja kaleng susu atau makanan yang dapat digunakan sebagai tempat menanam tumbuhan.

Sifat atau dampaknya terhadap lingkungan

Kemasan makanan ini bakal cocok untuk Anda yang butuh wadah ramah lingkungan. Ada tiga jenis yang bisa dipilih, antara lain:

  • Kemasan hermetis. Jenis kemasan ini tak bisa dilalui udara, gas, maupun uap air alias kedap udara. Botol gelas dan kaleng adalah kemasan makanan yang masuk ke dalam kelompok ini;
  • Kemasan tahan cahaya. Dengan sifatnya yang tak transparan, kemasan makanan ini ditujukan untuk makanan tinggi lemak dan vitamin atau makanan fermentasi. Contohnya adalah logam, foil, dan kertas;
  • Kemasan tahan suhu tinggi. Terakhir ada kemasan tahan suhu tinggi yang melalui tahap sterilisasi, pemanasan, maupun pasteurisasi. Wadah gelas dan logam termasuk di dalamnya.

Itulah sejumlah kemasan makanan yang dikategorikan sesuai kebutuhan hingga jenis bahannya. Dari sini, Anda diharapkan dapat memilih jenis kemasan yang bisa melindungi makanan secara menyeluruh dan memuaskan pelanggan.